Menurut Abullaits Assamarqandi
dalam
bukunya "Tanbihul Ghafilin"
bahawa diantara manusia itu
ada orang
yang lekas marah tetapi
juga lekas redanya
maka ini seimbang.
Adapula orang
yang
lambat marahnya dan
lambat pula redanya,
ini juga seimbang.
Sebaik-baik kamu
lambat marah dan cepat redanya
dan sejahat-jahat kamu yang
cepat marahnya dan
lambat redanya.
Dalam hadis Rasulullah SAW
banyak
diterangkan tentang
cara mengatasi sifat marah ini.
Diantaranya
Rasulullah SAW
bersabda maksudnya:
" Marah itu
bara api maka siapa
yang merasakan
demikian,
jika ia sedang berdiri maka
hendaklah duduk, dan bila
sedang duduk
hendaklah
bersandar atau berbaring ".
Dalam keterangan lain juga
disebutkan jika kita dalam
keadaan marah maka
syaitan
telah meniup api kemarahnnya,
untuk meredakannya maka
berwuduklah,
dengan cara itu
api kemarahan akan terpadam.
Kemarahan itu menyebabkan
hubungan kita
dengan
orang lain menjadi terjejas,
Oleh sebab itu
bukakan hati kita agar
segera memaafkan orang tersebut,
dengan sendirinya kita telah
mampu mengawal
kemarahan kita
daripada terus merebak.
Dari Abu Umamah Albahili berkata;
Rasulullah SAW bersabda:
" Siapa yang dapat
menahan marah padahal dia
dapat
untuk
memuaskan kemarahannya,
namun ia tidak menurutinya
bahkan ia bersabar
maka
Allah SWT mengisi hatinya
dengan keredhaan di hari kiamat ".
No comments:
Post a Comment