Photobucket

Sahabat Maya :

Sunday, May 23, 2010

Hidup adalah anugerah....................


Hari ini

sebelum engkau berfikir

untuk mengucapkan

kata-kata kasar -

Ingatlah

akan seseorang

yang tidak bisa

berbicara.




Sebelum engkau mengeluh

mengenai

cita rasa makananmu -

Ingatlah

akan seseorang

yang tidak punya apapun

untuk dimakan.




Sebelum engkau

mengeluh tentang

kekasih, suami atau isterimu -

Ingatlah

akan seseorang

yang menangis kepada Tuhan

meminta pasangan hidup.




Hari ini

sebelum engkau mengeluh

tentang hidupmu -

Ingatlah

akan seseorang

yang begitu cepat

dipanggil Tuhan.




Sebelum

engkau mengeluh

tentang anak-anakmu -

Ingatlah

akan seseorang

yang begitu mengharapkan

kehadiran seorang anak,

tetapi

tidak mendapatnya.




Sebelum

engkau bertengkar

kerana

rumahmu yang kotor,

dan

tidak ada yang membersihkan

atau

menyapu lantai -

Ingatlah

akan orang

yang tinggal di

jalanan.




Sebelum

merengek kerana

harus memandu terlalu jauh -

Ingatlah

akan seseorang

yang harus berjalan kaki

untuk

menempuh

jarak yang sama.




Dan

ketika engkau lelah

dan

mengeluh tentang pekerjaanmu -

Ingatlah

akan para penganggur,

orang cacat

dan

mereka yang

menginginkan pekerjaanmu.




Sebelum

engkau menunding

atau

menyalahkan orang lain -

Ingatlah

bahwa tidak ada

seorang pun

yang tidak berdosa

dan

kita harus menghadap

pengadilan Tuhan.




Dan

ketika beban hidup

nampaknya akan menjatuhkanmu -

Hiasilah

senyuman di wajahmu

dan

berterima kasihlah

kepada Tuhan

kerana

engkau masih hidup

dan

ada di dunia ini.



Hidup adalah anugerah....................






Teruskan membaca..

Saturday, May 22, 2010

Cerita Dua Ekor Monyet


Doa ini elok diamalkan selepas
selesai mengulangkaji pelajaran.
Semoga
apa yang kita baca
dan ulangkaji
terus kekal dalam ingatan
sehingga
menjelangnya peperiksaan.




"Ya Allah,
kurniakanlah kepadaku
kefahaman para nabi

dan

pemeliharaan para rasul

dan

ilham para malaikat

yang hampir (denganMu).

Wahai Yang Maha Pembuka

dan

Yang Maha Tahu,

bukalah hatiku

seperti orang-orang arif.

Ya Allah,

aku pertaruhkan kepadaMu

apa yang Engkau tahu

tentang sesuatu

berkenaan diriku.

Kembalilah ia kepadaku

sesuai dengan hajatku

kepadanya dan janganlah Engkau

melupai sesuatu yang berkaitan

dengan diriku,

Wahai Tuhan sekelian alam."





Best of Luck to all



Laskar Pelangi




Bill Gates


Cerita cerita cerita cerita cerita...............


“If you born poor


it’s is not your mistake.


But,


if you die poor


it’s your mistake”


- Bill Gates



Dalam suatu penelitian yang dilakukan

oleh para profesor di USA,

ada 2 ekor monyet yang dimasukkan

ke dalam satu ruangan kosong bersama-sama.



Kita namakan saja monyet tersebut

Monyet A dan B.

Di dalam ruangan tersebut

terdapat sebatang tiang,

dan di atas tiang tersebut terdapat

beberapa biji pisang yang sudah matang.

Apakah yang akan dilakukan oleh

2 ekor monyet tersebut menurut anda?



Setelah membiasakan diri

dengan keadaan di dalam ruangan tersebut,

mereka mulai mencuba

mendapatkan pisang-pisang tersebut.



Monyet A yang mula-mula

mencuba memanjat tiang.

Begitu monyet A berada di tengah tiang,

seorang profesor menyemburkan air

kepadanya sehingga jatuh.

Monyet A mencuba lagi,

dan disembur,

dan jatuh lagi.

Demikian berkali-kali

sampai akhirnya

monyet A menyerah kalah.



Giliran seterusnya monyet B .

Cuba dan terus mencuba

dan mengalami kejadian serupa

dan akhirnya menyerah pula.

Kemudian dimasukkan monyet C.

Apa yang menarik ialah

para profesor tidak akan menyembur

para monyet jika mereka

mencuba untuk naik.


Apabila si monyet C

mulai menyentuh tiang,

dia terus ditarik oleh monyet A dan B.

Mereka berusaha mencegah

agar monyet C

tidak mengalami`keburukan’

seperti mereka.

Akibat terus dihalang

dan diberi nasihat

tentang bahayanya bila mencuba

memanjat ke atas

untuk mendapatkan pisang,

monyet C akhirnya

menjadi takut dan tidak mahu

meneruskan memanjat tiang.



Langkah selanjutnya

para profesor mengeluarkan

monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E.

Sama seperti monyet-monyet sebelumnya,

monyet D dan E juga tertarik

dengan pisang di atas tiang

dan mencuba memanjatnya.

Monyet C secara spontan

langsung mencegah keduanya

agar tidak naik.



“Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya.


"Ada teman-teman yang memberitahu saya,

bahwa naik ke atas itu berbahaya.

Saya juga tidak tahu,

ada apa di atas,

tapi lebih baik jangan ke

atas kawan” jelas monyet C.


Monyet D percaya

dan tidak berani naik.

Tapi,

tidak demikian dengan monyet E

yang memang terkenal degilnya.


“Saya ingin tahu,

bahaya seperti apa yang ada di atas …..

Dan,

kalau betul ada bahaya,

takkan saya tidak boleh

menghindarinya ?” tegas monyet E.



Walaupun sudah dicegah

oleh monyet Cdan D,

monyet E nekad naik …….


Dan


kerana memang sudah tidak disembur lagi,

monyet E dapat meraih pisang

yang dinginkannya…..


Manakah diantara karakter di atas

yang menggambarkan

tingkah laku anda saat ini?


Dari ilustrasi tersebut di atas,

dapat dikatakan bahwa

Karakter A dan B

adalah orang yang pernah

melakukan sesuatu dan gagal.

Kerana itu,

mereka serik,

tidak akan mengulanginya lagi,

dan

berusaha mengajarkan kepada orang lain

tentang kegagalan tersebut.

Mereka tidak ingin

orang lain juga gagal

seperti mereka.



Karakter C dan D,

adalah orang yang

menerima petunjuk dari orang lain,

perkara-perkara yang tidak boleh dilakukan,

dan

mereka mematuhinya

tanpa berani mencubanya sendiri.



Karakter E

adalah jenis orang

yang tidak mudah percaya dengan sesuatu,

sebelum mereka mencubanya sendiri.

Mereka juga berani menentang arus

dan

menanggung risiko

asalkan berjaya

mencapai keinginan mereka.



Pisang dalam cerita di atas

menggambarkan impian kita.

Setiap orang dalam hidup ini

mempunyai impian yang tinggi

tentang masa depannya.

Namun sayangnya,

banyak sekali hal-hal yang terjadi

di sekitar kita,

yang menyebabkan impian kita

terkubur.


Orang-orang dengan karakter A,B,C,D

akan mengatakan kepada kita

hal-hal seperti ini

”Sudahlah, jangan melakukan

pekerjaan yang sia-sia seperti itu.

Percuma.

Saya dulu

sudah pernah melakukannya

berkali-kali dan gagal.

Sebagai seorang teman yang baik,

saya tidak mahu

kamu gagal seperti saya”

atau

mungkin kalimat

“Kamu mau gagal seperti si X…

lebih baik lakukan sesuatu yang jelas saja”.

Bukankah hal-hal seperti itu

yang sering kita dengar

sehari-hari?



Nah, ada satu ilustrasi lagi.

Apa yang akan anda lakukan,

bila suatu hari (misalnya)

ada seorang mahasiswa

bercelana jeans, kaca mata tebal, , bajunya lusuh,

datang menemui anda

dan

berkata

“Saya ada suatu produk yang bagus,

tapi saya tidak ada modal.

Boleh pinjamkan

saya modal 100 dollar?

Kalau produk ini berjaya,

kita berdua bakal menjadi

orang paling kaya di dunia ini”.



Hampir semua orang

akan menghina dan mentertawakan

mahasiswa tersebut,

bahkan mungkin menganggapnya gila.

Berapa orang yang akan menjawab

“Wow, bagus tu!

Cuba jelaskan apa perancangan anda,

agar kita boleh sama-sama kaya?”


Mungkin satu orang

diantara sejuta,

Mungkin juga tidak ada.

Tahukah anda,

bahwa mahasiswa tersebut adalah

Bill Gates,

yang kini sudah mencapai impiannya

menjadi orang terkaya

di dunia..


Bukankah itu dulu

yang dilakukan Bill Gates

pada awal kariernya …

Dikelilingi orang jenis A,B,C,D,

ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya.

Untungnya,

Bill Gates

termasuk orang dengan karakter E.


Dan

dengan pengorbanan dan kerja keras,

dia berhasil meraih impiannya.

Semoga cerita ini

dapat menjadi inspirasi kita

hari ini

untuk selalu

berusaha meraih impian

dan

kejayaan…





Teruskan membaca..

Wednesday, May 19, 2010

Padamu tersimpan ilmu......




Guru

Padamu tersimpan ilmu yang berkembang
Denganmu terdidik insan yang cemerlang
Daripadamu lahir pewaris yang gemilang
Kau tak pernah berpaling ke belakang
Kerana dirimu adalah pejuang

Guru,
Jangan sekali-kali kau rasa tak dihargai
Kerana aku masih di sini
Mendoakan sepenuh hati
Agar ditetapkan langkah kaki
Dalam kau mencurah ilmu saban hari

Guru,
Ikhlaskan hatimu demi Tuhan
Agar hidupmu tenang dalam keberkatan
Jangan kau lesu mendidik insan
Agar dirimu dikenang dalam kehidupan
Sebagai seorang pahlawan

Jika ada yang berkata padaku:
“Wah, Kau Hebat!”
Akan kukatakan padanya:
“Guru membentuk aku yang kaukenal…”

Terimakasih guru….terimakasih….



Aku yang kau kenal dibentuk oleh guru.Aku yang kau nampak mantap dan hebat dibentuk oleh guru.Aku yang petah berbicara dididik oleh guru. Aku yang melangkah kemas dibimbing oleh guru.Aku yang hidup terpelajar kini semuanya hasil didikan insan-insan mulia bergelar guru.


Sesiapa sahaja yang memberi aku pengajaran tentang kehidupan adalah guru bagiku, biarpun hanya secebis ilmu yang dikongsikan, atau sepatah kata yang diajarkan. Guru yang paling hebat dalam segenap hidupku adalah Rasulku.


Sejak kulahir ke dunia, ibubapaku adalah guru yang paling sabar mendidik dan memberi bekal kehidupan. Dalam perjalanan aku melalui kehidupan ini, semakin banyak guru yang muncul dalam hidupku daripada generasi dulu hingga kini, guru yang mengajar di sekolah sehingga universiti. Aku akan sentiasa menghargai seorang guru, kerana guru membentuk aku yang kau kenal.



Orang yang merasa sombong diri dan takabbur takkan menemui mutiara dalam diri seorang guru terbaik sekalipun. Orang yang rendah hati, tawadhu’ dan ikhlas akan menemui begitu banyak hikmah dalam diri seorang guru sekalipun hanya sebutir kata yang dipelajari daripadanya.


Guru memainkan peranan penting dalam proses pembentukan diriku sampai ke hari ini dan sampailah aku menemui mati. Aku takkan sekali-kali memandang rendah pada orang lain kerana boleh jadi padanya ada sesuatu yang lebih dia tahu daripadaku. Suatu hari mungkin dia menjadi guruku. Apatah lagi jika sememangnya guru itu mengajarku secara langsung di dalam kelas di sekolah dan universiti, tentulah nilainya begitu tinggi dalam hidupku dan sepatutnya aku benar-benar menghargai jasanya.


Allah telah memberikan Rahmat kepadaku berupa ilmu melalui kalam atau perbuatan guruku. Apakah tidak patut aku bersyukur dan berterima kasih?



Kepada semua guruku yang pernah memberikan ilmu kepadaku secara langsung atau tidak langsung, janganlah kalian khuatir apakah aku menghargai ilmu kalian, kerana saban hari aku sentiasa memikirkan, apakah sudah cukup penghargaan kuberikan kepada kalian?Selagi ilmu yang kalian sampaikan tidak dapat dipulangkan, selagi itulah kalian akan kuhargai. Sememangnya tak mungkin kupulangkan ilmu yang telah kuterima. Aku mendoakan kebahagiaan buat semua guru yang ikhlas mendidik anak bangsa, bersungguh mencurahkan ilmu dan tenaga. Sesungguhnya tugas kalian adalah sangat-sangat mulia dan moga diganjarkan syurga!



Bagiku setiap hari adalah hari guru kerana setiap hari kalian kuhargai. Selamat Hari Guru.
Teruskan membaca..

A Noisy Class????




5 Classroom



Management Tips



To Silence



A Noisy Class



1. The first thing to remember is that you are the boss.

Self belief is incredibly important in this job. You can’t expect pupils to respond positively to you unless you believe, really believe, that you fully deserve their respect and compliance. The thought that you are the leader in the classroom must be at the forefront of your mind.

If you give any sign at all that you are NOT in FULL CONTROL, children will sense this and exploit your weaknesses. You MUST project strength and the impression that you will not tolerate any disobedience.

All too often a teacher will enter a lesson filled with dread and give out the signal that they are beaten before the lesson even starts. Pupils sense this. If you’ve been having a hard time with a particular group they will come to expect that you will be a walk-over and get into the habit of talking freely with total disregard for your threats.



2. Have definite rules on noise

Once you’ve decided on your rules (preferably with input from the pupils) you need to ensure the pupils are totally clear what those rules are. There must be no ambiguity and therefore no room for argument.

We all know how important consistency is in terms of classroom management but unless you have a clear set of rules to work to in the first place, you can’t consistently apply them.

So, what is your rule on noise?

Mine is simple: If I say there is to be no talking, then there is to be no talking. I will not tolerate being interrupted without taking action. I seldom enforce this rule for longer than a few minutes – just at those key times when I am either explaining something, starting a new task or taking a register etc. – but if I tell a group that I want total silence, then I mean it. And any pupil who ignores this is dealt with straight away.

For example, never let a pupil shout out without reminding them to put up their hand. Never, allow pupils to continue talking at the start of a lesson when you’ve started explaining the objective. Never, let pupils interrupt you without reminding them that it is unacceptable to do so.

If you let them get away with it once, you have effectively trained them to try and get away with it again.



3. Control entry to the classroom

The ideal place to establish control over your pupils is outside the door – before you even let them in the room.You must start the lesson under your terms. And the lesson starts before they enter the room with you having them line up outside the door in an orderly manner.

This is the perfect time to gauge the mood of the group and indeed the individuals in the group. You can easily spot potential problems (unhappy pupils, cases of bullying, arguments etc.) and deal with them rather than letting them go unnoticed and having them escalate into serious disruptions during your lesson.

If the group won’t stand still and quiet don’t let them in the room. They must do EXACTLY as you say before you let them through the door. If they run to a chair bring them back again and make them walk. If you let them get away with anything at this important stage, you will set the tone as being one where they can get away with things. You don’t want that.



4. Have ‘settling work’ ready for them when they enter the room

If you have a group who just won’t settle try presenting them with some of the following ‘settling work’ as soon as they enter the room. But… make sure you add this little twist to ensure the pupils get stuck into it straight away…

On your board have the following written up…

“Complete the work detailed below. You have ten minutes. If you don’t finish it, you will return at break to complete it.”

Obviously you need to adjust individual work targets for less able pupils to make it fair. Once they’ve started you can go round the slow workers very quietly, out of earshot of the others, and tell them where to stop. i.e. give them a work target which requires less writing than the others –

“James, you can stop when you get to the end of this sentence”. (And put a pencil mark where you want them to get up to.)

The great advantage of this strategy is that it gives you a few minutes to get your resources sorted out. I do use this if I want to show a DVD clip and haven’t had time to set the AV equipment up for example.

On each desk you could have a quick topic-related puzzle, a review quiz of last lesson’s work, a cloze exercise or some text copying work. Nothing too difficult – you don’t want to confuse them because they’ll spend ten minutes asking questions instead of settling down. Choose something simple (and preferably light-hearted or fun) that requires no explanation or fuss.

As well as having the instructions written on the board, greet them at the door and say…

“Get started on the simple task on your desk – you have ten minutes to finish it.”

Once they’re in the room you can then add…

“Anyone not finishing this little task will finish it at break – there should be no talking. If you talk you’ll come back at break and do it in silence then.”

If you want them to copy notes from the board (or a book) make sure there isn’t a huge amount of text otherwise you will provoke complaints. You can ‘hide’ extra work by having five or ten lines of text for them to copy and then a note at the end saying “Now answer question 2 on page 46” which could be another five or ten lines of notes.

Comments like…

“It is entirely your choice as to whether or not you get break. If you want break, do the work. If you don’t want break, sit and chat.”

…can be used if they don’t settle straight away.



5. The Right Way To Ask For Silence

You may have been told that an alternative to shouting for silence is to simply wait for rowdy pupils to calm down.

And wait… And wait… And wait…

Teachers have mixed views as to the effectiveness of waiting for silence before continuing with the lesson because in many cases it just doesn’t work.

Some classes will respond positively to this strategy almost straight away but a hard class will test your mettle and try to push you way beyond 5 or 10 minutes.

They’ll enjoy watching your expression turn to desperation and laugh at the fact that your plan isn’t working.

At a time like this you need to bring in sanctions and make them see that their continuous disobedience will not be tolerated.

If you have a strong, commanding voice you can shout for quiet and explain what the sanctions will be if they continue talking. If you can’t be sure that your voice will cut through the noise sufficiently, you can communicate via the board by writing your instructions. Write up your instructions in bold, capital letters. You may need to give them slightly longer time to comply – allowing for the fact that they may not all read your instructions straight away.

This is what to say…

(You may think that these sanctions won’t work with your toughest class but they are phrased in a very specific manner as you’ll soon see. If you rigorously and consistently apply them you will win. Your class will settle. I’ve never known it fail).

“If you wish to continue talking during my lesson I will have to take time off you at break. By the time I‘ve written the title on the board you need to be sitting in silence. Anyone who is still talking after that will be kept behind for 5 minutes.”

Phrasing your instructions in this way when you want a class to be quiet is very powerful and almost always guarantees success.

Let’s examine why:

Firstly, you are being very fair and giving the pupils a warning…

“If you wish to continue talking during my lesson I will have to take time off you at break.”

When teachers try to issue a punishment without a warning…

“Right you’ve just lost your break!”

…they are often met with a torrent of abuse…

“No way, that’s not fair – we weren’t doing anything!!!”

I always find that giving pupils a fair warning about an impending sanction takes the sting out of a confrontational situation.

Secondly, you are telling them exactly what they are doing wrong, and exactly how to put it right…

“…you need to be sitting in silence.”

Thirdly, you are giving them a clear time by which you expect full compliance…

“By the time I‘ve written the title on the board you need to be sitting in silence.”

Fourthly, and very importantly, you are telling them exactly what will happen to them if they don’t do as you ask…

“Anyone who is still talking after that will be kept behind for 5 minutes.”

These key features are important if you want pupils to follow your instructions because they leave no room for questions, debates, arguments or confusion. The pupils know exactly what they’re doing wrong, what will happen if they continue and how to correct their behavior so as to evade a sanction.

N.B. I’m fully aware that timetable constraints do not allow teachers to keep pupils back after each and every lesson. For that reason you need to think about the sanctions you will issue. You could for example hit the class hard and tell them that any pupils still talking will receive a letter home but it may be better to start off with a small sanction (such as staying behind after school for 5 minutes) because you can then add to it if and when the behavior continues.



About the Author

Rob Johnson is the author of Magic Classroom Management – How to get the most from the worst kids in school.

He is Deputy Head Teacher at a special school in the UK and has been working with challenging young people for 15 years. Copyright 2007 Rob Johnson http://www.classroom-management.org.


Teruskan membaca..

Monday, May 17, 2010

Sejarah Hari Guru Kebangsaan

Tarikh 16 Mei dipilih sebagai Hari Guru kerana pada haribulan yang sama

dalam tahun 1956, Majlis Undang-undang Persekutuan Tanah Melayu

(Federal Legislative Council) telah menerima cadangan-cadangan Laporan

Jawatankuasa Pelajaran (Report of the Education Committee) sebagai

Dasar Pelajaran bagi negara kita. Dokumen tersebut yang dikenali

sebagai LAPORAN RAZAK (Razak Report) telah menjadi

Dasar Pelajaran Kebangsaan semenjak hari itu.



OBJEKTIF-OBJEKTIF HARI GURU
  • Menitikberatkan peranan guru dalam pembinaan kebangsaan (termasuk perpaduan dan integrasi), pembangunan negara dan perkhidmatan kepada masyarakat.

  • Menarik perhatian ibu bapa, murid dan orang ramai kepada peranan penting kaum guru dalam masyarakat Malaysia.

  • Memupuk perasaan perpaduan ikhtisas dan muhibah di antara guru.

  • Meninggikan martabat dan taraf guru dalam masyarakat.

  • Memberi peluang untuk memajukan kecekapan guru melalui seminar-seminar, persidangan-persidangan, dan sebagainya yang diadakan pada Hari Guru.

  • Menilai secara objektif peranan guru dengan berlatarbelakangkan Malaysia dan mengambil langkah-langkah supaya peranan itu boleh berkesan.


ANUGERAH PERTAMA TOKOH GURU (1975)

Puan Hajah Zainun bte Munshi Sulaiman (Allahyarhamah)
Encik Mohd. Nor bin Ahmad
Encik Ting Pin Sung
Encik A.V. Perumal
Encik Tan Chong Bee

IKRAR HARI GURU

Bahawasanya kami
Guru-guru negara Malaysia
Dengan ini berikrar
Mendukung terus cita-cita kami
Terhadap tugas kami
Dan menyatakan keyakinan kami
Pada cita-cita murni pekerjaan kami
Kami akan berbakti
Kepada masyarakat
Dan negara kami.

Kami sentiasa menjunjung
Perlembagaan negara
Kami mengamalkan
Prinsip-prinsip Rukun Negara
Pada setiap masa.

TEMA-TEMA HARI GURU KEBANGSAAN


2009 & 2010 Guru Pembina Negara Bangsa
2008 Guru Cemerlang Negara Terbilang
2007 Guru Penjana Modal Insan Gemilang
2006 Pendidikan Bestari Pemangkin Kegemilangan
2005 Guru Berkualiti Pemangkin Kegemilangan
2004 Guru Berkualiti Pemangkin Kegemilangan
2003 Guru Berkualiti Aspirasi Negara
2002 Guru Berkualiti Aspirasi Negara
2001 Memartabatkan Profesion Keguruan tanggungjawab Bersama
2000 Bersatu Memartabatkan Profesion Keguruan
1999 Guru Berkesan Pendidikan Cemerlang
1998 Guru Penyemai Tanggungjawab Bersama
1997 Guru Bestari Sekolah Bestari
1996 Guru Malaysia Teras Pendidikan Bertaraf Dunia
1995 Permuafakatan dan Perpaduan Menjayakan Wawasan
1994 Guru Inovatif dan Kreatif Menjayakan Wawasan
1993 Guru Inovatif dan Kreatif Menjayakan Wawasan
1992 Guru Cemerlang Teras Kejayaan Wawasan
1991 Ke Arah Pendidikan Cemerlang
1990 Pendidikan Bermutu Masyarakat Sejahtera
1989 Guru Pembina Budaya Ilmu
1989 Guru Pembina Budaya Ilmu
1988 Guru Pengasas Budaya Membaca
1987 Pendidikan Ke Arah Kesejahteraan Insan
1986 Pendidikan Teras Nasionalisme
1985 Guru dan Masyarakat Asas Kemajuan Pendidikan
1984 Kepimpinan Berteladan Kesempurnaan Pendidikan
1983 Kepimpinan Berteladan Teras Pendidikan
1982 Ke Arah Kecekapan Guru Dan Pendidikan Bermutu
1981 Pengorbanan Guru Kejayaan Rakyat
1980 Pendidikan Teras Perpaduan Negara
1979 Murid Sejahtera Negara Jaya
1978 Guru Pembentuk Generasi Akan Datang
1977 Dedikasi dan Disiplin Asas Kemajuan Pendidikan
1976 Pendidikan Moral Dalam Zaman Kemajuan Pendidikan
1975 Guru dan Pembangunan Negara
1974 Peranan Guru Dalam Zaman Sains dan Teknologi
1973 Kerjasama Ibu Bapa Untuk Kemajuan Pendidikan
1972 Peranan Guru Dalam Pembangunan Negara

Teruskan membaca..

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...